relentband.com – Penyakit auto imun belakangan makin sering diperbincangkan di masyarakat, terutama setelah sejumlah tokoh publik mengungkapkan perjuangannya melawan kondisi ini. Meski tergolong kronis dan kompleks, pemahaman yang tepat mengenai auto imun sangat penting agar gejalanya tidak diabaikan.
Apa Itu Penyakit Auto Imun?
Secara sederhana, penyakit auto imun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi malah keliru mengenali jaringan sehat sebagai ancaman. Akibatnya, sistem imun justru menyerang organ, jaringan, atau sel-sel tubuh itu sendiri.
Menurut dr. Riza Yudhantara, SpPD-KAI, dari RSUP Persahabatan, “Auto imun bukan penyakit tunggal, melainkan sekelompok penyakit dengan mekanisme dasar yang sama. Setiap jenisnya menyerang bagian tubuh yang berbeda-beda.”
Jenis-Jenis Penyakit Auto Imun yang Umum
Hingga saat ini, terdapat lebih dari 80 jenis penyakit auto imun yang telah diidentifikasi. Di antaranya, beberapa yang paling umum antara lain:
- Lupus (Systemic Lupus Erythematosus)
Menyerang berbagai organ seperti kulit, ginjal, sendi, dan otak. Gejala khasnya termasuk ruam kupu-kupu di wajah, nyeri sendi, dan kelelahan ekstrem. - Rheumatoid Arthritis (RA)
Menyerang sendi-sendi tubuh, terutama di tangan dan kaki, menyebabkan peradangan dan nyeri kronis. - Multiple Sclerosis (MS)
Mengganggu sistem saraf pusat, menyebabkan kelemahan otot, gangguan penglihatan, dan masalah keseimbangan. - Psoriasis dan Psoriatic Arthritis
Muncul sebagai ruam bersisik di kulit yang bisa berkembang menjadi nyeri sendi. - Hashimoto’s Thyroiditis
Menyebabkan peradangan pada kelenjar tiroid yang berujung pada hipotiroidisme.
Gejala Umum yang Perlu Diwaspadai
Karena menyerang berbagai sistem tubuh, gejala auto imun bisa sangat bervariasi. Namun, beberapa tanda umum yang sering muncul meliputi:
- Kelelahan berkepanjangan meski cukup istirahat
- Demam ringan yang tidak jelas penyebabnya
- Nyeri sendi atau otot tanpa sebab yang jelas
- Ruam kulit yang tidak biasa
- Gangguan konsentrasi atau “brain fog”
- Rambut rontok atau masalah tiroid
Apa Penyebabnya?
Hingga kini, penyebab pasti auto imun masih belum sepenuhnya diketahui. Namun, sejumlah faktor diyakini berperan, antara lain:
- Genetik: Riwayat keluarga dengan penyakit serupa meningkatkan risiko.
- Lingkungan: Paparan virus, racun, atau stres berat bisa memicu respons autoimun.
- Hormon: Wanita lebih berisiko dibandingkan pria, kemungkinan karena pengaruh hormon estrogen.
- Gaya hidup: Pola makan tinggi gula, kurang tidur, dan merokok turut dikaitkan dengan meningkatnya risiko.
Diagnosa dan Pengobatan
Mendiagnosis penyakit auto imun membutuhkan serangkaian tes Spaceman Pragmatic, seperti tes darah ANA (Antinuclear Antibody), ESR (laju endap darah), serta pemeriksaan organ terkait.
Untuk pengobatan, hingga saat ini belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan penyakit auto imun. Namun, pengelolaan dapat dilakukan melalui:
- Obat antiinflamasi dan imunomodulator
- Kortikosteroid untuk menekan reaksi imun berlebihan
- Terapi biologis pada kasus yang berat
- Gaya hidup sehat termasuk olahraga ringan, pola makan seimbang, dan manajemen stres